NULIS ITU MUDAH LHOO
Resume ke-30
Gelombang 20
Jum’at, 17 Sepetember
2021
Tema: “Menulis
Semudah Ceplok Telor”
Narasumber: Dra.
Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H.
Moderator: Ms Phia
“Menulis
Semudah Ceplok Telor”
Oleh:
Wawan AD
Bismilahirrohmannirrohim,
Mohon izin,
Saya akan coba buat resume pertemuan ke-30.
Kehidupan dunia sudah diciptakan Allah subhanahu wata’ala Tuhan
Yang Maha Kuasa secara berpasangan, semua itu menunjukan bukti kekuasaan-Nya. Ada
Siang ada Malam, ada Bulan ada Matahari, ada Langit ada Bumi, ada laki-laki ada
perempuan, ada pertemuan sudah pasti akan ada perpisahan, sekalipun perpisahan
bukanlah akhir dari segalanya, namun diakui atau tidak perpisahan adalah viris
kehidupan, karena dokter dibelahan bumi manapun sampai hari ini belum mampu
menemukan anti virusnya.
Terkadang dengan perpisahan, seorang sahabat melupakan sahabat
lainnya, seorang kekasih melupakan kekasihnya, yang lebih tragis adalah lenyapnya
kisah yang pernah terjalin, dirajut dan direnda antara kita pada kelas kuiah menulis
online digelombang 20 ini.
Untuk itu, agar kisah yang pernah dilalui bersama di gelombang 20
ini akan menjadi kenangan terindah dari sepenggal perjalanan hidup kita, dengan
mendokumentasikannya lewat buku yang diterbitkan baik melalui buku solo maupun
buku antologi. Semoga.
Malam ini adalah malam terakhir kita mengikuti kelas menulis online,
tak terasa sudah 30 kali pertemuan saya mengikuti pelatihan ini, banyak ilmu
yang di dapatkan, maka tidak ada bahasa yang pantas saya ucapkan pada semuanya dikesempatan
kali ini, selain ucapan TERIMAKASIH, semoga Allah subhanahu wata’ala Tuhan
Yang Maha Kuasa membalas kebaikan semua dengan balasan yang berlipat ganda.
Aamiin. Terutama Om Jay dan tim juga guru-guruku para Narasumber yang sungguh
luarbiasa, telah memberikan ilmunya, semoga menjadi ilmu yang Naffi juga
semakin berkah, semoga.
Materi pamungkas malam ini adalah “Menulis Semudah Ceplok Telor”
yang akan di bawakan oleh narasumber
luarbiasa beliau adalah Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H
Untuk
lebih jelasnya mengenai biodata beliau bisa di akses di
http://www.guruinspirasintt.com/2021/09/profil-ibu-guru-cantik.html,
juga malam terakhir ini akan di temani oleh moderataor yang superr keceeeh beliau
adalah Ms Phia.
Laman blog Bu
Lilis:
1.
http://www.guruinspirasintt.com/2021/07/wit-2020-buku-yang-membawa-keberkahan.html
2.
http://www.guruinspirasintt.com/2021/07/tiga-profesor-dalam-satu-buku.html
MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR
1.
Pensil digerakkan oleh tangan manusia
Mulailah
dengan berdoa sebelum menulis, sebab ada tangan Tuhan yang selalu membimbing
kita ketika kita menulis. Tulisan yang diawali dengan doa, akan menghasilkan
ilmu yang bersumber dari hati nurani yang bersih. Tulisan yang keluar hati akan
diterima oleh hati pula oleh pembacanyaserta bermanfaat banyak kepada semua
umat.
2. Ketika pensil tumpul kita perlu meruncingkannya
Dalam
menulis kita akan menemui banyak kesulitan, berjumpa pada penderitaan, dan
kesusahan (khususnya yang baru pertama kali menulis). Kita perlu menajamkan
pikiran kita. Ketika tumpul pensil harus kita raut dahulu, jika pikiran kita
buntu tak ada ide maka beristirahatlah dan tutup buku/laptop kita. Pertajam
pikiran dan bacalah buku (khususnya yang berhubungan dengan tulisan kita).
3.
Penghapus : Ada penghapus untuk menghapus tulisan kita, ketika kita
salah menulis
Dalam
hidup selalu ada kesempatan, jika kita melakukan kesalahan ada kesempatan untuk
kita bertaubat. Begitu pula dalam
menulis, kalau salah bisa di tipo dulu, lalu perbaiki agar menjadi baik dan
sempurna Tapi bukan berarti nulis hapus, nulis hapus, nulis hapus...enggak
jadi-jadi dooong tulisan kita.
Lalu bagaimana
agar tulisan kita menjadi bagus???....
Tulis, diamkan,
jika buntu ide kita. Tutup laptop, lalu simpan, rilekz dulu. Lalu buka ke-esokan harinya untuk di revisi
ulang.
4. Pensil
yang digunakan untuk menulis bagian dalamnya
Manusia
dilihat dari bagian dalam hatinya (Begitupun dengan pensil, yang tajam untuk
menulis adalah bagian dalamnya). Dalam menulis gunakan hati untuk menggerakkan
tangan kita, sebab menulis dari hati itu akan menghasilkan karya yang luar
biasa. Selain itu, menulis dari hati akan diterima oleh pembacanya dari hati
pula.
5.
Setiap Tulisan Kita Akan Berdampak
Belajar
dari pensil akan selalu meninggalkan goresan (selalu ada bekas tulisan pensil
untuk itu tinggalkan dampak positif dalam hidup kita) Tinggalkan jejak dalam
setiap tulisan kita dengan yang baik dan memberikan inspirasi kepada setiap
pembacanya Sahabat literasi yang berbahagia... Diatas telah saya uraikan alasan
kita menulis...Mari kita simak lagi tulisan teman-teman kita dalam blog
masing-masing
Menulis Semudah
Ceplok Telur adalah quote saya dalam memberikan motivasi kepada setiap orang. Judul
di atas adalah Quote saya dalam memberikan motovasi menulis kepada siapa saja
yang memiliki cita-cita untuk menjadi penulis hebat dunia.
1.
Bahwa
menulis itu tidak sulit
2.
Menulis
itu sangat mudah
3.
Semudah
Anda membuat ceplok telur
4.
Tuk
Byaarr... Telur yang tadinya bulat, bisa langsung dihidangkan di meja makan.
Tanpa harus ribet membuatnya/memasaknya.
5.
Langkah
berikutnya adalah bergabung dalam komunitas menulis seperti kelas ini bersama
Om Jay
MENGAPA HARUS
MENULIS?
Tulisan sahabat literasi dalam komunitas Belajar Menulis Gelombang
20 dengan judul di atas, menguraikan landasan mengapa kita harus menulis
menurut Al-Qur’an dan Hadis Nabi.
Secara
lengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :
Imam Asy-Sya’bi pernah berkata, “Apabila engkau mendengar sesuatu,
maka tulislah sekali pun di tembok.”
Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur, “Ilmu adalah buruan
dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk
kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas
begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)
Disini, ilmu di ibaratkan seperti hewan buruan (kijang) apabila
tidak di ikat akan terlepas, begitu pula ilmu apabila tidak ditulis maka akan
hilang atau tidak ingat dikarenakan daya ingat manusia terbatas.
MENULIS
MENURUT HADITS RASULULLAH SAW
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, قيِّدُوا
العِلمَ بالكِتاب Qoyyidul ‘ilma bilkitabi
(Jagalah ilmu dengan menulis) (Shahih
Al-Jami’, No.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Yang dimaksud qayyidul ‘ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga
jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya.
Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan
akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat. Sebagai umat Islam perlunya kita membiasakan
diri untuk belajar menulis, karena sahabat Rasulullah SAW juga menulis
Al-Qur’an dan Hadits kemudian dibukukan.
Apakah
alasan tersebut masih kurang untuk menjadi alasan kita belajar menulis?
FIRMAN ALLAH
DALAM AL-QUR’AN UNTUK MENULIS
Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena
itu bermaslahat untuk mereka, dan Allah Ta’ala berfirman :يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى
فَاكْتُبُوهُ
Arab-Latin:
Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh,
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Sumber
https://tafsirweb.com/1048-quran-surat-al-baqarah-ayat-282.html
Sumber
https://rumaysho.com/13457-beliau-pun-menyimak-dan-mencatat-ikatlah-ilmu-dengan-menulis.html
Sedangkan dalam PERMEN No. 23 tahun 2015. Ditegaskan Penumbuhan
Budi Perekti melalui gerakan literasi.
Lalu
apa sih yang kita tuliskan
·
Jangan
berpikir apa yang akan di tuliskan
·
Yang
benar adalah TULISKANLAH APA YANG ADA DIPIKIRAMU
·
Apakah
yang membuat Bapak/Ibu sulit menulis?
Saya coba simpulkan dari penanya di pertemuan ke 30 (terakhir) ini:
1.
Kunci
yang pertama adalah banyak membaca dari membaca kita tahu tulisan ini bagus,
dan itu tulisan kurang bagus. Setelah membaca mencoba menuangkan ide dalam
tulisan kita. Konsep yang di gagas Maha Guru Kita Om Jay, sangat bagus. Kita
dipaksa membaca tulisan sahabat kita, lalu kita di suruh menuliskannya menurut
versi kita. Kereeen.
2.
Kalau
sudah ada ISBN nya bisa, tetapi jika berupa blog Semudah Klik akan sulit juga.
Akan sulit, hanya kita harus punya etika dalam menulis, saya pribadi jika
menulis, selalu saya cantumkan asal usul tulisannya. Alamatnya, Jam berapa saya
unduh, dsb...
3.
selalu
menulis diawali dengan doa, saya ikuti nasehat Kang Encom berwudhu
dahulu, lalu berdoa (Dalam Islam di sebut bersuci), Jadi menulislah dalam
keadaan bersuci. Dengan demikian hati
akan selalu nyaman ketika menulis. Menulis apa saja... Kisah nyata, baru-baru
ini saya ikut Diklat Lemhanas RI. Kata Gubernur Lemhanas, sertifikat bagi yang
lulus Sertifikatnya setingkat Dewa. tetapi ternyata benar. Dalam itu ada
kita suruh nulis dalam esai. Mati saya... JUJUR saya tak bisa nulis esai...
Saya sholat tahajud, lalu baca Yasin. Membaca surat Yasin saya niatkan Ya Allah
berikan saya ilmu untuk saya bisa menulis esay Aamiin... Lalu membaca surat
Yasin
4.
Mengulang
kata-kata Om Jay, setiap tulisan kita akan menemui takdirnya masing-masing.
Saya tidak bisa memprediksinya Pak, tetapi saya mencoba memberikan gambaran
atas kisah dalam buku saya yang sampai tercetak seribu lebih, dan hingga kini
masih ulang. Tulisan itu datangnya dari hati, maka akan sampai ke hati pembacanya,
perbanyak sedekah buku kepada siapa saja, maka rejekimu datang dari sumber yang
kau tak sangka-sangka sebelumnya.
5.
Saya
pernah mendapatkan ilmu dari Bu Ditta tentang menulis itu menyembuhkan hati,
kurang lebihnya begitulah. Menulis itu bisa mengobati luka. Ternyata benar
lhoo... Setelah kita tuliskan PLONG HATI KITA. Bahkan kisah itu melegenda pada
sahabat literasi saya yang pernah saya berikan materinya. Ada dech di blog saya
kisah-kisah yang menyayat hati. SAKITNYA TUH DI SINIIII. Tapi setelah saya
tuliskan tak ada masalah apapun juga, malah menjadi kenangan indah bagi saya...
Ibu/Bapak
Narasumber para penulis hebat yang saya hormati, mohon masukan, saran, kritik,
arahan dan bimbingannya.
Wassalam
Salam ta’dzim, salam literasi
Wawan AD
Komentar
Posting Komentar